Orang SUNDA gak
bisa bilang F, diketawain. Padahal kalo dilihat dari sisi rasional atau sisi
linguistik, hurup F itu berasal dari bahasa asing atau serapan dari arab,
belanda, inggris, dan lain-lain. Sehingga wajar jangankan orang sunda secara
khusus, secara umum orang Indonesia itu gak bisa bilang F, itu dikarenakan
huruf F tidak ada dalam kosa kata asli bahasa Sunda atau bahasa Indonesia.
Sedangkan orang Jakarta atau dengan logat
betawinya membunyikan hurup D menjadi T, hurup G menjadi K, hurup B menjadi F.
Padahal jelas-jelas hurup-hurup D, G, dan B ini dipakai dalam kosakata asli
bahasa Indonesia dan Sunda atau
mungkin bahasa suku-suku lain. Kalau mau dibanding-bandingkan jelas mereka
lebih banyak salahnya, itu secara rasional, sedang secara linguistis itu
sangatlah fatal, salahnya karena hurup-hurup itu ada dalam kosakata asli bahasa
indonesia.
Tapi Kang Haji tidak mempermasalahkan orang
jakarta atau non jakarta yang salah melafalkan hurup DGB itu dan orang sunda
yang salah lafal hurup F. Sebenarnya itu adalah hal yang sangat wajar, yang
seperti itu dalam ilmu bahasa disebut dengan Dialek. Seperti dalam bahasa Arab itu gak ada
bunyi E, tapi ada orang-orang yang bilang Ahmad jadi Ahmet. Ya, itu sih wajar,
itulah dialek. Qolbu dalam bahasa arab itu
artinya hati, namun ketika diserap kedalam bahasa indonesia menjadi
kalbu, padahal jika dalam bahasa arab kalbu itu berarti anjing.
Jelas sekali sangat jauh artinya bila salah melafalkannya, tapi tak jadi
masalah, itu adalah hal wajar, ya, sekali lagi itulah yang dinamakan dialek.
Kok aneh ya ??? Orang yang tidak bisa melafalkan
hurup F yang memang tidak ada dalam kosa kata bahasanya, kok diketawain ??
Keanehan pun bertambah ketika ada teman yang
tidak bisa melafalkan hurup G, B dan D yang jelas-jelas ada dalam kosakata
bahasa mereka, itu gak bikin mereka ketawa, malah diikuti, lebih jauh lagi,
mereka meng-kristalisasi-kan kesalahan lafalnya hingga kedalam tulisan. Ketika
menulis BANGET jadi BANGED, PAKET jadi PAKED, UNPAD jadi UNPAT, dan lain
sebagainya.
Sekali lagi ini bukan masalah Jakarta/Betawi
atau Sunda. Sekali lagi Kang Haji
tekankan kalau masalah dialek itu mah wajar. So,,,kenapa mentertawakan sesuatu
yang tidak berdasar dan bahkan bertentangan dengan cara berfikir sendiri ???
'Yang bilang begitu kayaknya anak gak balek yang
bapaknya calek !'
'Yang bilang begitu pasti orang arap yang kurang beradap !'
'Yang bilang begitu pasti kuliahnya di Unpat dan bapaknya kerja di Pindat !'
'Yang bilang begitu pasti orang arap yang kurang beradap !'
'Yang bilang begitu pasti kuliahnya di Unpat dan bapaknya kerja di Pindat !'
Bahkan dalam mengucapkan bahasa Inggris pun,
mereka melafalkannya dengan dialek mereka, seperti ; Log Out menjadi Lok Ot,
Bird menjadi Birt, Dwonload menjadi Donlot.
" Aduh,,,artinya bisa jauh dong !!!.
Ih,,,sebeeel,,Cuapeee de,,aaahhh,,!!!! ".
Pernah ada kasus, ada temen yang ngetawain Kang
Haji karena gak bisa melafalkan hurup F, Dia bilang habis nonton film 'Bert
keik'. Oh,,kue ulang tahun ya!. Terus Kang Haji tanya tulisannya bagaimana ??
Dia bilang 'B-I-R-D C-A-G-E'. Oh,,itu mah atuh Bird Cage yang artinya sarang burung. Aduh,,,tebih
pisan atuh kueh ulang tahun sareng sangkar burung mah. Hehehe,,,
Sekarang kekeliruan mana yang lebih jelas
daripada ini ???
Tapi sekali lagi, buat Kang haji gak jadi
masalah. Itu super wajar alias lazim atau jamak, namanya juga dialek.
Tapi, nu bikin Kang Haji keuheul mah ketika ada
driskriminasi yang hirarkis !!! Soalnya Kang Haji tahu kenapa hal itu terjadi
!!.
Orang Sunda dari dulu sudah jadi suku
bangsa terjajah. Waktu dulu demang-demang sunda merasa inferior/hebat saat
menulis surat-surat resmi pemerintahan dengan tulisan jawa. Nah, itulah
sebabnya tulisan Sunda hilang. Lalu,
sekarang banyak orang sunda yang malu berbahasa sunda dengan orang sunda
sendiri, baik dilingkungan sendiri apalagi diluar lingkungannya. Lebih parahnya
lagi orang tua mereka pun mengajarkan anaknya bahasa lain sedari kecil, seakan
bahasanya adalah hal memalukan untuk diajarkan, sampai ada orang sunda yang kurang paham bahkan
tidak mengerti bahasanya sendiri, karena sedari kecil dijejali bahasa
lain. Heii Urang Sunda !! Apa kalian mau
kedepannya tak hanya tulisan tapi juga bahasanya yang hilang ??? Apalagi
sekarang banyak orang yang merasa inferior dengan budaya Pop Culture dari
barat.
Bersambung…..
Tulisan ini pernah dimuat dulu di akun pesbuk
Kang Haji (klik disini) dan grup pesbuk
Kang Haji (klik disini), juga dibeberapa tempat
lainnya.
Artikel ini bukan
ditujukan untuk siapapun, tapi untuk diri saya pribadi guna mempertebal
kebanggaan terhadap budaya sendiri tanpa mencela budaya lain, tapi saling
menghargai dan menjadikan perbedaan budaya sebagai kekayaan budaya bangsa
Indonesia yang tercinta. Ingatlah pengikat kita "BHINEKA TUNGGAL
IKA".
Iya Kang Haji, lain ladang lain belalang, mengenai orang Sunda dengan huruf F nya, mungkin orang dengan daerahnya masing-masing mempunyai ciri sendiri2. Tapi dengan kemajemukan tersebutlah yang memperkaya budaya Bangsa ini. Salam hangat..
BalasHapustentunya kita bangga dengan kekayaan yang ada di negara kita ini...
HapusSalam kembali, kang boku... :)