Total Tayangan Halaman

"JAJAKA LANGIT DAN BUMI (Ash Lee Soon dan Shie Nya Yee)"


Ash Lee Soon sedang berdiri di depan pintu rumahnya. Mematung. Menatap suasana yang kian kelam. Di depan pelupuk matanya ada bulan purnama menggantung. Waktu setempat menunjukkan jam dua belas malam. Saat yang sangat tepat buat istirahat, bukan berkeliaran di luar dengan wajah yang penat. Sungguh sesak.

*****

Di suatu siang. Di sebuah taman, di depan gerobak es campur seharga lima ribu rupiah satu porsi. Bercengkrama dua insan bernama Ash Lee Soon dan Shie Nya Yee.

“Kang? Kapan kita mau nikah? Nya Yee, udah bosan di tanyain sama abah?” tanya Shie Nya Yee.

“emang, Nya Yee suka di tanyain apa aja sama abah?” jawab Ash.

“ya, segala macam, nanya inilah… itulah…,”

Ash menerawang. Tatapannya kosong. Kembali Nya Yee berbicara.

“Kang kemarin juga ada lelaki yang datang ke rumah, kata Umi sih Polisi, sudah mapan, tinggi, tampan, untungnya saja Nya Yee gak ada di rumah. Jadi abah gak bisa memaksa Nya Yee buat ngobrol dengan Pheu Nyaa Moon”

“siapa Pheu Nyaa Moon?” tanya Ash singkat

“iya polisi itu namanya Pheu Nyaa Moon anaknya bos Mah Ling”

“oh….”

Ash kembali hanyut dalam lamunan, menerawang. Tatapannya kosong.

*****

Nya Yee dan Ash sudah menjalin hubungan selama kurang lebih satu tahun. Mereka berdua di pertemukan oleh nasib di kampung halamannya; Sukabumi.

Ash hanyalah pria biasa, lulusan dari salah satu SMK swasta di Sukabumi. Selepas lulus Ash bekerja sebagai Pramuniaga di salah satu toko penjual telepon selular/handphone tak jauh dari rumahnya. Sedangkan Nyaa Yee adalah seorang Operator diperusahaan jasa milik Om-nya, tak jauh dari tempat Ash bekerja. Disanalah awal mula mereka bertemu.
Ash sering disuruh bos-nya bolak-balik ketempat kerja Nya Yee, karena toko dimana Ash bekerja adalah salah satu langganan dari jasa yang ditawarkan oleh perusahaan Nya Yee.

Sekalipun posisinya sebagai pelayan toko, dalam urusan hati Ash yang sedikit berlebihan dalam ketampanan tidak minder dan pantang menyerah merebut hati wanita. Dan mungkin karena sifat itulah yang membuat rasa keingintahuan Nya Yee muncul suatu hari. Sebagaimana cerita-cerita roman pada umumnya, Anda sendiri bisa menerka, akhirnya mereka berdua jatuh cinta.

*****

“gini aja, biar semuanya jelas, berapa yang bisa pihak laki-laki berikan buat membantu menyelenggarakan pesta pernikahan?” tanya Pak Haji Nonoh bapaknya Nya Yee kepada Ash dengan terus terang.

Ash terpaku mendapat pertanyaan seperti ini. Kepala Ash berputar di angka lima juta dan lima juta. Suasana hening sejenak. Ash kemudian memberanikan diri bicara.

“hmmm, paling saya mampu lima juta, Pak !” jawab Ash dengan nada rendah.

Wajah Pak Haji berubah kecut. Melihat perubahan singkat wajah calon mertuanya ini, batin Ash mengkerut, menciut.

Perundingan alot pun terjadi, pihak perempuan yang di wakili Pak Haji  meminta uang sepuluh juta. Perinciannya, keseluruhan biaya pesta pernikahan yang dikalkulasi oleh Pak Haji sendiri semuanya menghabiskan dana dua puluh juta. Pak Haji minta itu di bagi dua.

Tapi Ash merasa keberatan dengan jumah itu. Bukan tidak mau, tetapi uangnya tidak ada. Kalau ada, berapapun yang diminta pasti diberikan. Bahkan uang lima juta yang tadi Ash sebutkan itu juga masih berada di luar, hasil pinjam dan lain sebagainya.

Akhirnya, sekalipun dengan berat hati, Pak Haji menerima jumlah yang di ajukan Ash, dengan catatan, undangan, dekorasi panggung Ash yang tanggung.

Ash pun mau tak mau menyanggupinya.

*****

Sekedar catatan buat anda pembaca. Ayah Ash sudah wafat ketika Ash berusia dua tahun. Dari ayahnya, Ash adalah anak pertama dari dua bersaudara dan anak kedua dari ibunya. Sebelum menikah dengan ayah Ash, ibu Ash adalah seorang janda beranak satu. Jadi Ash mempunyai seorang kakak seibu dan satu adik seibu-sebapak. Kakak seibu Ash sudah berkeluarga dan tinggal agak jauh dari rumah ibunya. Ash beserta adiknya sudah terbiasa mengurus diri sendiri, dan mereka tinggal dirumah peninggalan ayah Ash yang bersebelahan dengan rumah kakak seibunya. Sedang ibu Ash, tinggal agak jauh dirumah suami barunya setelah kurang lebih 17 tahun menjanda.

Maka dalam proses pernikahan ini, bisa dikatakan, Ash berjuang sendirian.

*****

Sore itu, seperti yang sudah di rencanakan Ash hendak pergi ke tempat penyewaan perlengkapan pesta pernikahan.

“wah, kalau punya budget segitu jangan punya pikiran nikah kang? Mending sunatan saja” seloroh pemilik penyewaan perlengkapan pesta dengan niat guyon.

Batin Ash menjerit. Melirik Nya Yee yang berdiri, kira-kira tiga meter dengan Ash, sedang menunggu di samping sepeda motor milik kakak Ash. Ya, kadang untuk bepergian sesekali Ash meminjam motor kakaknya.

“ya udah, biasanya berapa kang?” tanya Ash tabah. Tanpa tedeng aling-aling abang berkumis hitam, berambut gimbal itu menyebutkan biaya yang di butuhkan. Ash hanya mengusap dada ketika mendengar biaya itu.

Setelah menyelesaikan urusan dekorasi dan panggung, calon pengantin ini kemudian melesat pergi ke kota untuk memesan kartu undangan.

“biar murah, bagaimana kalau fotonya pake foto hp saja, hape Nya Yee kan ada kameranya?” usul Ash.

“ya” jawab Nya Yee datar.

Setiba di kota, nampaknya ucapan Ash itu tidak begitu di dengar Nya Yee.

“Kang itu ada tempat foto bagus, gimana kalau di foto di sana saja” usul Nya Yee seperti tidak menghiraukan perkataan Ash tadi.

“ya boleh” jawab Ash tanpa habis pikir.
Kedua calon pengantin itu pun masuk ke tempat Pemotretan Jonas Film yang lumayan terkenal di kota itu.

*****
Di suatu malam,

“aduh, kurang sejuta lagi…” Ash berpikir keras. Kemudian dia mengambil gitar dan jaket kulit kebanggaannya sewaktu masih sering main Band bersama teman sekolahnya dulu. Di jualnya jaket itu, di jual pula gitarnya. Namun masih saja kurang.
Esok harinya,

“kenapa kang?” tanya Nya Yee,

“enggak, ..” jawab Ash menutupi kekalutannya.

“kenapa kang, ceritakan ama Nya Yee, sebentar lagi kita kan bakal nikah, masa masih ada yang di tutup-tutupi” ucap Nya Yee.

Setelah mendengarkan cerita Ash, Nya Yee langsung berkata,

“ya udah, kang, gini aja, bagaimana kalau mas kawinnya di kurangi, buat menambah kekurangan uang ke abah”

“Nya Yee rido?”

“rido kang, Nya Yee ikhlas”

Ash memeluk Nya Yee. Dan membenamkan parasnya ke dada. Tangan Ash mengusap dengan mesra rambut Nya Yee.
*****

Tak terasa pagi telah lama menjelang, sinar mentari dari tadi memberikan hangatnya pada daun dipepohonan, pada tanah, rumah dan juga pada wajah Ash yang termenung duduk diteras rumah, memikirkan mimpi semalam yang begitu panjang.

"...hmm, mimpi yang indah. Ya, sebuah mimpi indah yang pantas untuk diceritakan..." gumam Ash dalam hati lalu berdiri untuk bersiap memulai rutinitas yang biasa ia jalani tiap hari; bekerja dan bekerja. Tiada hari libur untuk Ash.
 
*=========================== SEKIAN ===========================*



*) Ash Lee Soon dibaca; Asli Sun, Shie Nya Yee dibaca; Si Nyai, Pheu Nyaa Moon dibaca; Penyamun, Mah Ling dibaca; Maling.
Ini hanyalah sebuah mimpi, jadi maap bila ada yang tersinggung. Karena mimpi hanyalah mimpi bukan sebuah kenyataan. Harap di maklum. Terima kasih.



ieu tulisan kantos diaplod dina pesbuk Haji Nonoh, mangga bilih bade ninggal dina pesbuk mah.

2 komentar:

  1. terhanyut nih mang haji, ahhhhh bikin galau nih postingan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe,,
      Malah Kang Haji mah bari nyurucud cimata nyerat nage, dugika asa banjir dilebet bumi teh,,,

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya serta atas semua apresiasi yang telah diberikan.
Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua.
Aamiin.