Hari ini, semangat menulisku bersemi kembali.
Telah lama aku tak bersua dengan dirinya. Aku temukan dia di ujung
jalan sana. Berdiri ditrotoar menjelma menjadi seorang bocah kecil yang
tak kenal lelah menjual Lotek dan Karedok, tak kenal lelah, tak kenal letih. Tidak
pernah perduli akan rasa malu dan gengsi. Semangatku berwujud seorang
pengemis yang menggadaikan harga dirinya untuk sebuah recehan atau seorang
penjaja makanan yang terus berjuang melawan korporasi Mc Di atau Ka eF
Ci.
Menjadi narapidana yang meringkuk didalam penjara atas kesalahan
yang tak pernah dilakukannya, atau mungkin memang benar ia lakukan, tapi
dengan terpaksa atau dipaksa aparat untuk mengaku karena tak ada lagi
yang pantas disalahkan, atau yang bersalah adalah orang penting.
"Namanya juga orang penting, masa dipenjara ?", gumam polisi. Maka
dengan alasan yang sangat sederhana itulah dia dipenjara.
"Lho, pak ! Kenapa saya dipenjara ?"
"Karena kamu gak penting !"
"Tapi bagi keluarga, saya sangat penting, pak", jawab sang calon napi.
"Keluarga kamu juga sama gak penting."
Diapun kemudian dibui, meninggalkan seorang istri dan tiga orang
anak. Si cikal, terpaksa memupus impiannya menjadi astronot. Anak kedua,
masih sangat menginginkan menjadi profesor, tapi keinginan ibunya lebih
kuat. Akhirnya Ia berdiri didepan lalu lintas, menjual Lotek dan Karedok. Ketika ada
orang botak lewat, gendut dan jelek, ibunya berkata, "Kamu lihat orang
itu ? Dia itu profesor, kamu mau seperti itu ?"
Si anak menggeleng kepala, "Aku mau seperti dia saja !". Sambil menunjuk orang yang mengendarai sedan mewah berwarna merah dengan logo BMW yang kebetulan melintas didepannya.
Sang ibu menjawab, "Dia itu bajingan, nak ! KORUPTOR !!!"
Si anak terdiam lalu berteriak,
* * * * *
Lotek adalah makanan yang terdiri dari beberapa sayuran yang telah direbus kemudian diberi bumbu kacang, orang Jakarta mengenalnya dengan sebutan Gado-gado. Karedok juga sama, bedanya pada sayurannya yang masih mentah. Pami teu lepat eta oge, soalna beda tempat biasana beda rasa jeung beda nu ngadamelna. Pasti eta mah. Hehehe,,,
He he he, lanjutkan,...!
BalasHapuslajutkan jadi korupsi bukan?
Hapushehehe,,,
Ha ha ha ha ... inspiratif! ...
BalasHapusAh,,,hatur lumayan we, Kang Dadan.
Hapussalam wanoh ti abdi.
hehehehe gokil pak haji
BalasHapuskok gokil sich? Tampan kaleee...
Hapushehehe,,,
hahaha, ada ada aja
BalasHapusvisit back ya ke http://falah-kharisma.blogspot.com
siap, Laksanakan komandan!
Hapushehehe,,,
hehehe. . . kayaknya aku juga ingin jadi koruptor. . .
BalasHapusBiar punya BMW yah?
HapusHehehe,,,
cita-cita yang sangat mulia.
BalasHapusmakanya sedari kecil kita berikan pemahaman akan korupsi biar cita-citanya cepat tercapai,,,
Hapushahaha,,,
ada-ada aja,,
cara jadi koruptor yang baikn dan benar kumaha kang?
HapusWaduh ieu pertanyaan teh meni membingungkan Kang Haji, karena menurut Kang Haji mah pertanyaannya salah, harusnya; "Cara jadi Koruptor yang paling buruk dan sadis kumaha, Kang?", sebab koruptor itu tidak bisa disandingkan dengan kata baik dan benar. mereun eta oge. Hehehe,,
Hapustapi diawab we lah. sabenerna mah mudah pisan, tinggal kita punya kemauan yang kuat untuk itu. Kuat kaera, kuat ku dosa dan lain sebagainya. Hehehe,,,
untuk lebih jelasna mah baca we dialamat ini http://kitabasmikorupsi.blogspot.com/2012/12/3-syarat-utama-jadi-koruptor-besar.html, katanya mah ada 3 syarat. tapi kang Haji mah moal maca ah, bisi kabita. Hehehe,,,,
mendingan jadi koruptor kalo pun dipenjara paling lama 5 tahun, sementara korupsinya ratusan miliaran cukup untuk tujuh turunan,
BalasHapuscoba bandingkan dengan nek minah yang mencuri sebuah piring tapi
dihukum 140 hari.....
Hahaha,,,
Hapusgak ada mendingnya,,,,sekecil apapun kejahatan tetap saja kejahatan....hanya saja kadang hukum di indonesia itu bisa melihat, padahal seharusnya hukum itu buta tak pandang bulu.
Keadilan di negara kita masih sebuah harapan yang entah kapan terwujudkan....akan tetapi jangan sampai membuat kita berhenti berharap....
Mulailah dari diri kita untuk tidak melakukan hal yang buruk.
terima kasih udah mau sinngah, semoga kebaikan selalu menyertai kita semua. Aamiin.